Nasehat Ibnu ‘Atha illah Askandar
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.
Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.
Rasulullah saw bersabda :
وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه
Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.
Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir papa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..
“Jika engkau telah berusia empat puluh tahun, maka segeralah untuk memperbanyak amal shaleh siang maupun malam. Sebab, waktu pertemuanmu dengan Allah ‘Azza wa Jalla semakin dekat. Ibadah yang kau kerjakan saat ini tidak mampu menyamai ibadah seorang pemuda yang tidak menyia-nyiakan masa mudanya. Bukankah selama ini kau sia-siakan masa muda dan kekuatanmu. Andaikata saat ini kau ingin beramal sekuat-kuatnya, tenagamu sudah tidak mendukung lagi.
Oleh karena itu beramallah sesuai kekuatanmu. Perbaikilah masa lalumu dengan banyak berdzikir, sebab tidak ada amal yang lebih mudah dari dzikir. Dzikir dapat kamu lakukan ketika berdiri, duduk, berbaring maupun sakit. Dzikir adalah ibadah yang paling mudah.
Rasulullah saw bersabda :
وليكن لسانك رطبا بذكر اللّه
Dan hendaklah lisanmu basah dengan berdzikir kepada Allah swt.
Bacalah secara berkesinambungan doa’ dan dzikir papa pun yang mudah bagimu. Pada hakikatnya engkau dapat berdzikir kepada Allah swt adalah karena kebaikannya. Ia akan mengaruniamu…..
“Ketahuilah, sebuah umur yang awalnya disia-siakan, seyogyanya sisanya
dimanfaatkan. Jika seorang ibu memiliki sepuluh anak dan sembilan
diantaranya meninggal dunia. Tentu ia akan lebih mencintai satu-satunya
anak yang masih hidup itu. Kamu telah menyia-nyiakan sebagian besar
umurmu, oleh karena itu jagalah sisa umurmu yang sangat sedikit itu.
Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.
“seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :
سبحان اللّه العظيم وبحمده عدد خلقه ورضانفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan ) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih?
Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw.”
“Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah ‘Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang.
Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata :
Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran.”
“Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu.”
“suatu perbuatan paling berbahaya yang harus kamu waspadai adalah dosa-dosa kecil. Sebab, ketika berbuat dosa besar, engkau menyadari bahayanya dan segera bertobat. Tetapi, terhadap dosa-dosa kecil, engkau seringkali meremehkannya dan tidak bertobat darinya. Engkau seperti seorang diselamatkan oleh Allah swt dari kejaran seekor harimau ( pemisalan dosa besar ), tetapi kemudian bertemu dan diterkam oleh lima puluh ekor srigala ( pemisalan dosa kecil ).
Allah Ta’ala mewahyukan :
وتحسبونه هينا وهو عند اللّه عظيم
Kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah swt adalah besar. ( An-Nur, 24 : 15 ).
Dosa besar jika disandarkan pada kemurahan Allah swt menjadi kecil. Sedangkan dosa-dosa kecil jika kau lakukan secara terus-menerus menjadi dosa besar. Racun meskipun sedikit mampu membunuh. Dosa kecil itu ibarat percikan-percikan api. Percikan api kadang mampu membakar sebuah kota. Dan pada hakikatnya api yang berkobar berasal dari percikan-percikan api kecil.”
“Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah swt, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah Ta’ala mewahyukan :
إنّ الصّلاة تنهى عن الفحشآء والمنكر
Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar.
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk bersama Allah swt. Jika engkau duduk bersama Allah swt, tetapi tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan.
Allah swt mewahyukan :
سأصرف عن آياتي الذ ين يتكبّرون في الأرض بغير الحقّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A’raf, 7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas ( tergesa-gesa ) untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah swt dan beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam shalatnya. Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah swt, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah swt kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah saw selepas shalat beristigfar sebanyak tiga kali.”
“Sesungguhnya orang yang bermaksiat kepada Allah adalah dia yang tidak mengenal siksa-Nya, dan orang yang tidak taat kepada-Nya adalah dia yang tidak mengetahui pahala yang IA sediakan.
Andaikata mereka melihat siksa neraka, tentu mereka tidak akan lalai. Dan andaikata mereka melihat berbagai kenikmatan yang disediakan Allah swt bagi penghuni surga, tentu sekejap pun mereka tidak akan meninggalkan ibadah.”
“Jika engkau berteman dengan para pecinta dunia, mereka akan menyeretmu untuk mencintai dunia. Jika engkau berteman dengan para pecinta Akhirat, maka mereka akan membawamu untuk mencintai Allah swt.
Rasulullah saw bersabda :
يحشر المرء على دين خليله, فلينظر أحد كم من يخالل
Seseorang akan dikumpulkan sesuai dengan agama temannya, oleh karena itu, setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.
( HR. tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dengan matan berbeda ).
Sebagaimana ketika akan makan engkau memilih makanan yang enak dan tidak berbahaya dan juga ketika akan menikah kau pilih wanita cantik, maka ketika akan berteman pilihlah orang yang dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju keridhaan Allah swt.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu memiliki tiga teman :
1. Harta, ia akan meninggalkanmu saat kau mati.
2. Keluarga, mereka akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur.
3. Amal, ia tidak akan pernah meninggalkanmu.
Oleh karena itu, pilihlah teman yang tidak akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur dan akan akan selalu menghiburmu ( yaitu amal shaleh ).”
“Jika seorang hamba sombong, merasa mulia dan berbangga diri dengan ibadahnya, kemudian dia menuntut orang lain untuk memenuhi hak-haknya dan ia sendiri tidak berusaha memenuhi hak mereka, maka orang seperti ini dikhawatirkan akan meninggal dengan cara yang buruk ( Suul khatimah ), semoga Allah swt melindungi kita darinya.
Jika seorang hamba berbuat maksiat, tetapi engkau perhatikan dia menangis, sedih, hatinya hancur, merasa hina dan merendahkan diri kepada orang-orang yang shaleh, mengunjungi mereka dan mengakui dirinya penuh kesalahan, maka orang yang seperti ini memiliki peluang untuk meninggal dengan cara yang baik ( Husnul Khatimah ).”
“Jika kau ingin bermaksiat kepada Allah swt, maka lakukanlah di tempat dimana DIA tidak melihatmu dan dengan kekuatan yang tidak berasal dari-Nya, dan kedua hal ini mustahil dapat kamu lakukan, sebab semua yang kau gunakan untuk bermaksiat adalah nikmat-Nya.
Kau gunakan nikmat yang IA anugerahkan untuk bermaksiat kepada-Nya. Bahkan kau sangat ahli bermaksiat dalam berbagai bidang. Terkadang engkau menggunjing, terkadang mengadu domba dan terkadang memandang yang haram. Ibadah yang kau bangun selama tujuh puluh tahun kau robohkan dalam sekejap.
Hai penghancur ketaatan, Allah swt menjadikanmu miskin adalah agar kau berdoa’ dan memohon kepada-Nya.
Hai orang yang menenggelamkan nafsunya dalam berbagai keinginan jahat dan maksiat, andai saja kau beri nafsumu hal-hal yang mubah ( tidak berdosa dan tidak berpahala ).
Mengapa engkau tidak mencintai DIA yang ketika kau berbuat buruk kepada-Nya, justru memberimu berbagai nikmat dan bermurah kepadamu?”
“Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya.
Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur’an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu.”
Demi Allah, sesungguhnya umurmu bukanlah umur yang dihitung sejak engkau lahir, tetapi umurmu adalah umur yang dihitung sejak hari pertama engkau mengenal Allah swt.
“seseorang yang telah mendekati ajalnya ( berusia lanjut ) dan ingin memperbaiki segala kekurangannya di masa lalu, hendaknya dia banyak membaca dzikir yang ringkas tetapi berpahala besar. Dzikir semacam itu akan membuat sisa umur yang pendek menjadi panjang, seperti dzikir yang berbunyi :
سبحان اللّه العظيم وبحمده عدد خلقه ورضانفسه وزنة عرشه ومداد كلماته
Maha suci Allah yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya, ( kalimat ini kuucapkan ) sebanyak jumlah ciptaan-Nya, sesuai dengan yang ia sukai, seberat timbangan Arsy-Nya dan setara dengan jumlah kata-kata-Nya.
Jika sebelumnya kau sedikit melakukan shalat dan puasa sunah, maka perbaikilah kekuranganmu dengan banyak bershalawat kepada Rasulullah saw. Andaikata sepanjang hidupmu engkau melakukan segala jenis ketaatan dan kemudian Allah swt bershalawat kepadamu sekali saja, maka satu shalawat Allah ini akan mengalahkan semua amalmu itu. Sebab, engkau bershalawat kepada Rasulullah sesuai dengan kekuatanmu, sedangkan Allah swt bershalawat kepadamu sesuai dengan kebesaran-Nya. Ini jika Allah swt bershalawat kepadamu sekali, lalu bagaimana jika Allah swt membalas setiap shalawatmu dengan sepuluh shalawat sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah Hadits Shahih?
Betapa indah hidup ini jika kau isi dengan ketaatan kepada Allah swt, dengan berdzikir kepada-Nya dan bershalawat kepada Rasulullah saw.”
“Orang yang menggunakan masa sehatnya untuk bermaksiat kepada Allah swt adalah seperti seorang anak yang mendapat warisan dari ayahnya sebesar seribu dinar, kemudian ia gunakan semua uang itu untuk membeli ular dan kalajengking yang sangat berbisa yang kemudian mengelilingi dan menggigitnya. Bukankah ular dan kalajengking tersebut akan membunuhnya?
Kamu gunakan masa sehatmu untuk bermaksiat kepada Allah swt, maka nilaimu adalah seperti burung pemakan bangkai yang terbang berkeliling mencari bangkai, dimana pun ia dapatkan, maka ia segera mendarat.
Jadilah seperti tawon, kecil tetapi memiliki cita-cita yang mulia. Ia hisap wewangian dan ia produksi madu yang enak.
Engkau sudah terlalu lama bergelimang kemaksiatan, kini terjunlah ke dalam hal-hal yang dicintai Allah ‘Azza wa Jalla.
Telah kujelaskan hakikat permasahan ini kepadamu, tetapi orang yang lalai tidak akan sadar meskipun memperoleh berbagai rencana. Sebab wanita yang kurang waras akalnya ketika putranya mati, ia justru tertawa. Begitu pula dirimu, engkau tinggalkan shalat malam, puasa sunah dan berbagai amal shaleh lain yang dapat kau kerjakan dengan seluruh anggota tubuhmu, tetapi tidak sedikitpun engkau merasa sakit. Kelalaian telah membunuh hatimu. Orang hidup akan merasa sakit ketika tertusuk jarum, akan tetapi, sesosok mayat tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya di potong-potong dengan sebilah pedang.
Saat ini hatimu sedang mati, karena itu duduklah di majelis yang penuh hikmah,sebab, di dalamnya terdapat hembusan karunia dari surga. Hembusan karunia itu dapat kamu temukan di rumahmu, di perjalananmu. Jangan tinggalkan majelis hikmah ( majelis ilmu ), andaikata dirimu masih melakukan banyak maksiat, jangan berkata :
Apa manfaatnya aku datang ke majelis ilmu, sedangkan aku senantiasa bermaksiat dan tidak mampu meninggalkannya.
Akan tetapi, lepaskan busur panahmu selalu, jika hari ini tidak tepat sasaran, bisa jadi besok tepat sasaran.”
“Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu.”
“suatu perbuatan paling berbahaya yang harus kamu waspadai adalah dosa-dosa kecil. Sebab, ketika berbuat dosa besar, engkau menyadari bahayanya dan segera bertobat. Tetapi, terhadap dosa-dosa kecil, engkau seringkali meremehkannya dan tidak bertobat darinya. Engkau seperti seorang diselamatkan oleh Allah swt dari kejaran seekor harimau ( pemisalan dosa besar ), tetapi kemudian bertemu dan diterkam oleh lima puluh ekor srigala ( pemisalan dosa kecil ).
Allah Ta’ala mewahyukan :
وتحسبونه هينا وهو عند اللّه عظيم
Kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah swt adalah besar. ( An-Nur, 24 : 15 ).
Dosa besar jika disandarkan pada kemurahan Allah swt menjadi kecil. Sedangkan dosa-dosa kecil jika kau lakukan secara terus-menerus menjadi dosa besar. Racun meskipun sedikit mampu membunuh. Dosa kecil itu ibarat percikan-percikan api. Percikan api kadang mampu membakar sebuah kota. Dan pada hakikatnya api yang berkobar berasal dari percikan-percikan api kecil.”
“Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah swt, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah Ta’ala mewahyukan :
إنّ الصّلاة تنهى عن الفحشآء والمنكر
Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar.
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk bersama Allah swt. Jika engkau duduk bersama Allah swt, tetapi tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan.
Allah swt mewahyukan :
سأصرف عن آياتي الذ ين يتكبّرون في الأرض بغير الحقّ
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A’raf, 7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas ( tergesa-gesa ) untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah swt dan beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam shalatnya. Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah swt, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah swt kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah saw selepas shalat beristigfar sebanyak tiga kali.”
“Sesungguhnya orang yang bermaksiat kepada Allah adalah dia yang tidak mengenal siksa-Nya, dan orang yang tidak taat kepada-Nya adalah dia yang tidak mengetahui pahala yang IA sediakan.
Andaikata mereka melihat siksa neraka, tentu mereka tidak akan lalai. Dan andaikata mereka melihat berbagai kenikmatan yang disediakan Allah swt bagi penghuni surga, tentu sekejap pun mereka tidak akan meninggalkan ibadah.”
“Jika engkau berteman dengan para pecinta dunia, mereka akan menyeretmu untuk mencintai dunia. Jika engkau berteman dengan para pecinta Akhirat, maka mereka akan membawamu untuk mencintai Allah swt.
Rasulullah saw bersabda :
يحشر المرء على دين خليله, فلينظر أحد كم من يخالل
Seseorang akan dikumpulkan sesuai dengan agama temannya, oleh karena itu, setiap orang dari kalian hendaknya memperhatikan siapa yang ia jadikan sebagai teman.
( HR. tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad dengan matan berbeda ).
Sebagaimana ketika akan makan engkau memilih makanan yang enak dan tidak berbahaya dan juga ketika akan menikah kau pilih wanita cantik, maka ketika akan berteman pilihlah orang yang dapat menunjukkan kepadamu jalan menuju keridhaan Allah swt.
Ketahuilah, sesungguhnya kamu memiliki tiga teman :
1. Harta, ia akan meninggalkanmu saat kau mati.
2. Keluarga, mereka akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur.
3. Amal, ia tidak akan pernah meninggalkanmu.
Oleh karena itu, pilihlah teman yang tidak akan meninggalkanmu sendirian di dalam kubur dan akan akan selalu menghiburmu ( yaitu amal shaleh ).”
“Jika seorang hamba sombong, merasa mulia dan berbangga diri dengan ibadahnya, kemudian dia menuntut orang lain untuk memenuhi hak-haknya dan ia sendiri tidak berusaha memenuhi hak mereka, maka orang seperti ini dikhawatirkan akan meninggal dengan cara yang buruk ( Suul khatimah ), semoga Allah swt melindungi kita darinya.
Jika seorang hamba berbuat maksiat, tetapi engkau perhatikan dia menangis, sedih, hatinya hancur, merasa hina dan merendahkan diri kepada orang-orang yang shaleh, mengunjungi mereka dan mengakui dirinya penuh kesalahan, maka orang yang seperti ini memiliki peluang untuk meninggal dengan cara yang baik ( Husnul Khatimah ).”
“Jika kau ingin bermaksiat kepada Allah swt, maka lakukanlah di tempat dimana DIA tidak melihatmu dan dengan kekuatan yang tidak berasal dari-Nya, dan kedua hal ini mustahil dapat kamu lakukan, sebab semua yang kau gunakan untuk bermaksiat adalah nikmat-Nya.
Kau gunakan nikmat yang IA anugerahkan untuk bermaksiat kepada-Nya. Bahkan kau sangat ahli bermaksiat dalam berbagai bidang. Terkadang engkau menggunjing, terkadang mengadu domba dan terkadang memandang yang haram. Ibadah yang kau bangun selama tujuh puluh tahun kau robohkan dalam sekejap.
Hai penghancur ketaatan, Allah swt menjadikanmu miskin adalah agar kau berdoa’ dan memohon kepada-Nya.
Hai orang yang menenggelamkan nafsunya dalam berbagai keinginan jahat dan maksiat, andai saja kau beri nafsumu hal-hal yang mubah ( tidak berdosa dan tidak berpahala ).
Mengapa engkau tidak mencintai DIA yang ketika kau berbuat buruk kepada-Nya, justru memberimu berbagai nikmat dan bermurah kepadamu?”
“Jika ingin membersihkan air maka akan kau singkirkan segala hal yang dapat mengotorinya. Anggota tubuhmu ini seperti selokan-selokan yang bermuara ke hati. Karena itu jangan kau alirkan kotoran ke dalam hatimu, seperti pergunjingan, pengadu dombaan, ucapan yang buruk, pandangan yang haram dan lain sebagainya.
Hati akan bercahaya dengan memakan makanan halal, berdzikir, membaca Al-Qur’an dan menjaga mata dari pandangan yang tidak mendatangkan pahala, pandangan yang kurang disukai agama dan pandangan yang haram. Jangan biarkan matamu memandang sesuatu, kecuali jika pandangan itu menambah ilmu dan hikmahmu.”