Jumat, 24 November 2017

UNTUK APA AKU DI UJI




Secara kamus bahasa Indonesia :
Ujian merupakan cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang.

Definisi Ujian dalam Al Qur’an
Apa yang disebut dalam bahasa kita sebagai “ujian” atau “cobaan” disebutkan dalam  ragam redaksi dalam  al-Qur’an misalnya, “ibtilâ”, “fitnah”, “tamhish.” Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman:  Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di antara mereka siapa yang paling baik amalnya. “Yang menciptakan mati dan hidup supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Mulk [67]:2)

Ujian dan cobaan Ilahi untuk manusia merupakan salah satu sunnahtullah.
Al-Qur’an menyatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. Al-Ankabut [29]:2-3)

Terkadang al-Qur’an menyebutkan satu ujian umum yang digelar untuk seluruh hamba Tuhan dengan ungkapan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Qs. Al-Ankabut [29]:2)

Siapakah yang akan mendapatkan ujian terberat …
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.
  
KENAPA AKU DI UJI
1.      untuk menaikan derajat
perumpamaan ujian adalah seperti anak kecil  yang  menempuh pendidikan tingkat SD begitu akan naik kejenjang yg lebih tinggi maka ia harus di uji dahulu..lulus atau tdk ,sikap kita yg menentukan.
orang yang telah lulus dari ujian maka ia akan mendapat derajat tinggi dan kemulian/kehormatan di mata manusia maupun penduduk langit.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Cobaan yang semakin berat akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”

2.      untuk menguatkan
perumpaan ujian adalah seperti seseorang yang akan membangun gedung 100 lantai maka ia harus mempunyai pondasi yang  kuat... berapa banyak dan dalam paku bumi yang harus ditanam agar bangunan dapat berdiri kokoh.
Demikianlah orang yang di uji, ia akan menghadapi cobaan dan ujian yang bertubi-tubi agar ia memiliki keyakinan dan keimanan yang semakin kokoh.

3.      untuk membentuk
perumpaan ujian seperti sebongkah emas dan berlian yang terlihat indah sehingga mahal harganya walaupun didalam lumpur sekalipun emas tetaplah emas dengan kemuliannya. karena emas dan berlian didapat  melalui diproses yg sulit terbentuk dari proses magma ribuan tahun dari dalam tanah perut bumi  kemudian digali, dicangkul, diayak, proses kimia, dibakar, dipatri, digosok, baru terbentuk perhiasan yg indah.
Demianlah orang-orang yang telah lulus dari ujian, ia akan menjadi manusia dengan akhlak yang mulia.

4.      karena Allah SWT mencintaimu
Sesungguhnya Allah SWT Maha Pencemburu karena cintaNya padamu IA tidak  ingin engkau berpaling dariNya. Ia tdk ingin engkau menduakanNya dengan dunia dan segala isinya.
Ia ingin engkau senantiasa mendekat, mengingat, menyebut, memohon dan berharap kepadaNya

Demikian halnya orang yang saling mencintai, mereka senantiasa saling merindu. Sungguh Allah SWT rindu dan bangga dengan hambanya yang senantiasa berdoa dan menyebut namaNYA.
Demikianlah orang yang di uji, mereka adalah orang-orang pilihan maka pantaslah orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi dan Rasul.

 “Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut, pen), maka baginya murka Allah