Jumat, 22 Januari 2021

AYAHKU

Ayahku

*_Bagus utk di renungkan. Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di rumah tangga...._*

Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena ayah ibunya selalu ‘ngomel’, ia tak suka bila ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini....

"Nak ! Kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton !

“Simpan pena yang jatuh ke kolong meja di tempatnya !”

Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.

Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja...

“Dalam hati dia berkata : "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri.
Tak akan ada lagi omelan ibu ayah," begitu pikirnya.

Ketika hendak pergi untuk interview, ayahnya berpesan :

“Nak ! Jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu.

Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri....”

Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara....

Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang.

Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel.

Dia geser gerendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.

Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah.
Tapi ada air mengalir dari selang dan tak ada seorang pun disekitar situ.
Air meluap ke jalan setapak.

Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.

Tak ada seorang pun di area resepsionis.
Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. ...

Dia perlahan menaiki tangga.

Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi.

Peringatan ayahnya terngiang di telinganya :

"Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu ?"

Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.

Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.

Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?

Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" ...

Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.

Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong.

Terdengar suara kipas angin, dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong....

Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain.

Sehingga tak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.

Tibalah gilirannya, dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis....

Sesampainya di depan meja, pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata :
"Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"

Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?"
Dia bingung.

Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang boss lalu melanjutkan :

"Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini.

Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.

Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut...

Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon...

Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yg dilakukannya ketika melihat gerendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", kipas atau lampu yang tak perlu...

Anda satu-satunya yang melakukan.
Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda !”

Hatinya terharu, dia ingat ayahnya....
Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ibu ayahnya.

Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yg ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya...

Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna...

.....Hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini.......

Ayah ! Ma'afkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.

Dia akan minta maaf kepada ayahnya, dia akan ajak ayahnya melihat tempat kerjanya...
Dia pulang ke rumah dengan bahagia...

Apapun yang orang tua katakan pada anaknya, adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !

"Batu karang tak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya"...

Untuk menjadi pribadi yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.

Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita...

Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..

Tetapi ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya, untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya...

*Ayah dan ibu adalah pahlawan, yang kasih sayangnya layaknya guru yang mendampingi anak sepanjang kehidupan..*

*_Perlakukanlah orangtua sebaik-baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan..._*

Untuk dibagikan ke para orang tua dan anak-anak tercinta....

Semoga bermanfaat !

NABINYA ORANG MISKIN


Orang miskin yang tidak mau beribadah kepada Allah SWT sebab kemiskinannya  Maka Allah akan memanggil Nabi Ayub sebagai itibar bagi si miskin.

Dimana kisah nabi Ayub AS dari seorang yang kaya raya, mempunyai tubuh yang kuat, memiliki banyak hewan ternak serta tanah yang sangat luas.di uji oleh Allah SWT dengan kemiskinan, ditimpakan penyakit bertahun-tahun lamanya. Beliau memiliki keluarga dan banyak keturunan. Kemudian Allah mengambil semuanya kecuali istri dan dua orang saudaranya.

tetapi nabi Ayub AS tidak berkeluh kesah malah bertambah-tambah ibadahnya kepada Allah SWT

Salah satu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Anas ibn Malik, sebagaimana disebutkan Abu Ya‘la dan Abu Nu‘aim, mengisahkan:   إِنَّ نَبِيَّ اللهِ أَيُّوبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِثَ فِي بَلائِهِ ثَمَانِيَ عَشْرَةَ سَنَةً فَرَفَضَهُ الْقَرِيبُ وَالْبَعِيدُ إلاَّ رَجُلَيْنِ مِنْ إِخْوَانِهِ كَانَا مِنْ أَخَصِّ إِخْوَانِهِ كَانَا يَغْدُوَانِ إِلَيْهِ وَيَرُوحَانِ   Artinya, “Sesungguhnya Nabiyullah Ayub ‘alaihissalam berada dalam ujiannya selama delapan belas tahun. Baik keluarga dekat maupun keluarga jauh menolaknya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya. Kedua saudara itulah yang selalu memberinya makan dan menemuinya.”

Meski melewati sederet ujian panjang, beliau tetap bersabar, tetap tegar, tak pernah mengeluh, tak pernah resah dan gelisah, apalagi gundah dan marah, hingga Allah kembali memberikan jalan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya, mengembalikan semua harta dan anak-anaknya, dan mengeluarkannya dari berbagai kemelut serta keterpurukan.

Kisah Nabi Ayub adalah kisah yang sarat akan hikmah serta pelajaran. Kisah Nabi dan Rasul yang mulia ini mengajarkan kepada kita terutama mengenai ujian kesabaran dan bagaimana seharusnya kita menyikapi ujian dari Allah.

Nabi Ayub selama 120 tahun hidupnya mengajarkan kepada kita mengenai arti dari kesabaran dan bagaimana menghadapi ujian.

Beliau diuji sangat berat berupa dicabutnya seluruh kesenangan di dunia hingga tidak mampu untuk sekedar bekerja mencari makan.

Oleh sebab itu, ketika kita menerima ujian di dunia, jangan pernah menyerah dan ikutilah cara Nabi Ayub alaihissalam menghadapinya.

 


Kamis, 07 Januari 2021

Pekerjaanmu sarana Ibadah


Islampos / Laras Setiani 

SATU hal yang harus selalu senantiasa ada dalam hati kita adalah bahwa semua pencapaian-pencapaian yang bisa kita raih itu sejatinya semua anugerah Allah SWT.

Jangan sampai seorang muslim seperti Qarun, yang ketika ia memiliki kekayaan yang memukau manusia dan ia ditanya mengapa ia bisa seperti ini, jawaban Qarun: “Aku bisa seperti ini karena ilmuku, karena usahaku” (Qs. Al Qashash: 78).

Maka kita hendaklah selalu ingat kepada Allah SWT, Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimussholihat, bahwa apa-apa yang kita peroleh semua atas kehendak Allah.

Rasulullah SAW merupakan makhluk paling mulia, manusia paling indah yang pernah menginjakkan kaki dibumi bahkan melakukan sholat sampai kakinya bengkak. Ketika ditanya oleh Aisyah radhiyallahu ta’ala “Wahai Rasul, dosamu semua telah diampuni, yang lalu dan yang akan datang. Tapi mengapa engkau masih sholat sampai kakimu bengkak?”

Jawaban Rasulullah “Apakah tidak pantas aku sebagai hamba yang mensyukuri nikmat Allah?” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT berfirman (yang artinya), “Aku tidak Menciptakan Jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Zariyat: 56).

Maka ingatlah, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita dapatkan, apapun profesi kita semua hanya untuk mengadi kepada Allah SWT.

Terkadang orang menganggap bahwa kenikmatan itu adalah uang, sehingga hidup dengan menimbun harta. Padahal Allah tidak melarang kita bekerja tetapi jika sampai harta itu kita timbun, maka itu sudah tidak bermanfaat lagi melainkan mejadi petaka buat kita.

Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami Menguji mereka, siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahf: 7)

Dahulu di zaman Rasulullah SAW ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah. Lalu ia bertanya: “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai oleh Allah?.”

Maka Rasulullah SAW bersabda, ”manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka” (HR. Ath Thabrani)

Ingatlah ketika Rasulullah mengatakan bahwa manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia, maka jadikanlah profesi yang kita ampuh agar selalu bermanfaat untuk orang lain. Dan ingatlah selalu, apapun profesi kita, kita tetap hamba Allah yang diperintahkan untuk mengabdi kepada Allah.

Maka jadikanlah profesi itu sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT. Apa yang kita lakukan itu hanyalah sebagai sarana, dan sesuatu yang terjadi itu semua karena kehendak Allah SWT. []


Manfaat Berdoa saat Bercermin


Islampos 

HAMPIR semua orang di dunia ini, terutama orang dewasa, baik itu laki-laki atau pun perempuan yang memiliki cermin di dalam rumahnya. Cermin ini bukan hanya dijadikan sebagai pajangan saja, melainkan untuk berias dan melihat rupa diri sendiri. Baik itu wajah maupun anggota tubuhnya.

Dalam Islam, ketika akan dan setelah melakukan sesuatu pasti ada doanya, begitu pula ketika bercermin. Kebanyakan orang Muslim lupa, atau bahkan mungkin tidak mengetahui doa ketika bercermin ini. Lalu seperti apa ya doanya?

Jika seseorang sedang bercermin, melihat wajah dan tubuhnya di cermin hendaknya membaca doa, “Alhamdulillah, kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqi.” Yang memiliki arti, “Segala puji bagi Allah, ya Allah sebagaimana engkau telah baguskan ciptaan (bentuk/ rupa) ku, maka baguskanlah akhlakku.”

Lihatlah kandungan dari doa tersebut. Dalam doa itu terdapat suatu keinginan yang sangat mulia dari seorang Muslim terhadap Tuhan-Nya. Ketika melihat rupanya yang begitu sempurna, dengan memiliki anggota tubuh yang sehat, dan wajah yang rupawan membuatnya tergerak untuk memperbagus juga akhlaknya.

Karena setiap insan yang memiliki rupa menawan belum tentu memiliki akhlak yang baik. Jadi, rupa itu bukanlah jaminan seseorang akan berada di sisi Tuhan-Nya kelak. Melainkan, yang menjadi penentu ialah akhlak yang baik.

Doa tersebut, bukan hanya dapat kita lafalkan ketika bercermin saja. Akan tetapi, ketika berada dalam keadaan apa pun kita dapat melafalkannya. Karena kandungan yang dimiliki doa tersebut merupakan doa yang baik dari hamba terhadap Allah SWT.

Jadi, ingatlah kembali doa ini, dan cobalah untuk mengamalakannya. Maka, rasakanlah perubahan yang berbeda pada diri Anda. Wallahu ‘alam. []

Sumber: Adab Islam dalam Kehidupan Sehari-hari/Karya: Mahdy Saeed Reziq Krezem/Penerbit: Media Da’wah

Kunjungi website

Wasiat Muhammad Al-Fatih: Hormati Ulama, Dan Jangan Mengusirnya

 Wasiat Muhammad Al-Fatih: Hormati Ulama, Dan Jangan Mengusirnya

eramuslim.com – SAAT menjelang wafat, Muhammad Al Fatih  menyampaikan wasiat kepada anaknya.

Wasiat ini melukiskan gambaran tentang jalan hidup, nilai- nilai, dan prinsip-prinsip keyakinan, serta impian-impiannya kepada pemimpin penggantinya. Berikut adalah isi wasiat Sultan kepada putranya:

“Tak lama lagi aku akan menghadap Allah Subhanahu wata’ala. Namun aku sama sekali tidak menyesal, sebab aku telah meninggalkan pengganti sepertimu. Maka jadilah engkau seorang pemimpin yang adil, saleh, dan pengasih. Rentangkan perlindunganmu kepada seluruh rakyatmu tanpa perbedaan.

Bekerjalah menyebarkan agama Islam, sebab ini merupakan kewajiban raja-raja di muka bumi. Kedepankan kepentingan agama atas kepentingan apa pun yang lain. Janganlah kamu lemah dan lalai dalam menegakkan agama. 

Janganlah kamu sekaliß-kali mengangkat orang-orang yang tidak peduli agama sebagai pembantumu. Jangan pula kamu mengangkat orang-orang yang tidak menjauhi dosa-dosa besar dan larut dalam perbuatan keji. Hindari bid’ah-bid’ah yang merusak. Jauhi orang-orang yang menyuruhmu melakukan itu. 


Lakukan perluasan negeri ini melalui Jihad. Jagalah harta Baitul Mal jangan sampai dihambur-hamburkan. Jangan sekali-kali engkau mengulurkan tanganmu untuk mengambil harta rakyatmu, kecuali sesuai aturan Islam. Himpunlah kekuatan orang-orang lemah dan fakir, dan berikan penghormatanmu kepada orang-orang yang berhak.

Ulama itu laksana kekuatan yang ada di dalam tubuh bangsa, maka hormatilah mereka. Jika kamu mendengar ada seorang ulama di negeri lain, ajaklah dia agar datang ke negeri ini dan cukupilah kehidupannya. 

Hati-hatilah jangan sampai kamu tertipu dengan harta benda dan banyaknya jumlah tentara. Jangan sekali-kali kamu mengusir ulama dari pintu-pintu istana. Janganlah kamu melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum Islam. Sebab agama merupakan tujuan kita, hidayah Allah adalah manhaj hidup kita, dan dengan agama pula kita menang. 

Ambillah pelajaran ini dariku. Aku datang ke negeri ini laksana semut kecil lalu Allah karuniakan kepadaku nikmat yang sangat besar. Maka berjalanlah seperti apa yang aku lakukan. Bekerjalah kamu untuk meninggikan agama Allah dan hormatilah ahlinya.

Janganlah kamu menghambur-hamburkan harta negara dalam foya-foya dan senang-senang, atau kamu pergunakan lebih dari yang sewajarnya. Sebab itu semua merupakan pintu-pintu menuju kehancuran.” (kalam)

Kunjungi website