Jumat, 12 Agustus 2016

HAJI





HAJI
Tentang pengertian haji ini dapat ditinjau melalui dua segi yaitu; dari segi bahasa dan dari segi istilah:
Dari segi bahasa haji artinya menuju, dalam kaidah nahu disebut dengan isim fail maka disebut haji/hajjah yaitu orang-orang menuju. Dalam hal ini adalah orang-orang yang menuju Allah SWT. Maka semua yang tidak perlu dan mengganggu harus dikesamping sebagaimana ketika akan sholat.
Sedangkan menurut istilah fiqih, haji artinya menuju baitullah ditanah haram makkah untuk beribadah.
Dan menurut para ‘Alim 'Ulama
Haji berarti mengunjungi ka’bah untuk beribadah kepada Allah dengan rukun-rukun tertentu serta beberapa kewajibannya dan mengerjakannya pada waktu tertentu.

Bagai Jamaah yang akan berangkat menunaikan ibadah haji, ada beberapa langkah yang harus dilakukan ketika beribadah haji maupun orang-orang yang baru berniat akan berhaji.
1.     Meluruskan niat,
yaitu semata-mata hanya karena Allah. Dan kita memang sedang menuju Allah.
sabda nabi ““Akan datang masa, di mana kaum kaya dari umatku beribadah haji untuk bertamasya, kaum menengah mereka beribadah haji untuk berniaga (kepentingan bisnis), kaum faqir mereka beribadah haji untuk meminta-minta, dan kaum terpelajar mereka berhaji untuk pamer dan riya” [HR. al-Daylamy dari Anas bin Malik]

2.    Memperbanyak rasa syukur.
syukur sendiri artinya mengakui segala nikmat dan karunia yang kita terima semata-maka karena Allah.
Maka manfaatkan dan pergunakan sesuai dengan yang dikehendaki Allah SWT dan jangan digunakan untuk bermaksiat kepada Allah SWT.
Biasanya jamaah haji kita sebelum berangkat, malaksanakan syukuran dan sekaligus doa (walimatussafar). Sebagaimana dikatakan dalam surah Adh-Dhuha ayat 11: Wa Amma Bini'mati Rabbika Fahaddits;artinya: "Adapun dengan nikmat Rabb-mu, maka ceritakanlah". 
Maka apabila engkau mendapat kenikmatan maka ceritakan, jangan ketika mendapat kesusahan/kesulitan kita bercerita kemana-mana sedangkan ketika mendapat kenikmatan kita diam-diam saja. Itulah salah satu bentuk syukur

3.    Memperbanyak taubat
Bahwa tidak semua manusia mendapat kesempatan  untuk berhaji, betapa banyak ustadz, orang kaya, hingga wafatnya belum sempat berhaji. Maka orang yang akan berangkat haji dan yang sudah berangkat haji, jangan suka pamer/menganggap dirinya orang yang ahli ibadah karena betapa banyak orang yang ahli ibadah hingga wafatnya ia belum sempat berhaji.

Maka syukuri dan bertaubatlah bahwa betapa banyak dosa yang kita punya tapi kita masih diberi kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji/umrah. Sedang mereka yang lebih alim dan lebih mampu, Allah belum beri kesempatan mereka untuk berhaji dengan berbagai sebab. (tidak dapat quota, belum dapat hidayah, atau quotanya kelamaan hingga mereka akhirnya wafat sebelum sempat menunaikan ibadah haji dan lain sebagainya).

Jadi sesungguhnya haji itu bukan upaya kita, tetapi panggilan Allah. Maka bagi yang belum berhaji jangan takut dan ragu untuk memasang niat untuk berhaji. Karena Allah memanggil hambanya yang terpilih dengan sekehendakNYA. Bukan tidak mungkin orang yang tidak mampu bila Allah kehendaki ia bisa berangkat. Berapa banyak title haji ABIDIN (Atas BIaya DINas), haji MANSUR (halaMAN di guSUR), haji KOSASIH (ongKOS dikaSIH) demikianlah cara Allah bila berkehendak.

Dan bukan jaminan orang yang kaya, orang yang sehat, orang yang kuat bisa berhaji, dan bukan jaminan pula orang yang alim dapat menunaikan haji. bukan tidak mungkin orang yang miskin, lemah, kakek2, orang yang diatas kursi roda, orang awam , mereka dapat berangkat menunaikan haji.

Untuk itu jangan hilangkan niat untuk dapat melaksanakan ibadah haji apapun kondisi kita, baik itu dalam keadaan lemahkah, miskin, kaya, alim karena haji adalah panggilan Allah dan Allah hanya memanggil hambanya yang terpilih.

Maka bagi yang telah menunaikan haji/umroh perbanyaklah bersyukur akan nikmat Allah tersebut. Padahal kita bukan orang yang paling sehat, ibadahnya sedikit, Lebih-lebih kita orang yang bodoh, tak berdaya, belum kaya, belum terkenal, bukan konglomerat atau pejabat tapi sudah mampu menunaikan haji/umroh maka perbanyaklah rasa syukur dan taubat.

Salah satu bentuk taubat kita sebelum menunaikan ibadah haji adalah memohon maaf/ijin kepada orang-orang yang sering berhubungan dengan kita dalam keseharian terutama kepada suami/istri, orang tua, saudara, tetangga, kawan. Serta  melaksanakan sholat sunat taubat sebelum menunaikan ibadah haji/umrah.

4.    pelajari manasik dengan benar
Ketika kita telah memakai kain IHRAM, ada sikap yang harus kita jaga, diantaranya :
·         tidak menunjukan siapa kita (identitas)
karena yang datang berhaji/umrah adalah ABDULLAH (hamba Allah).  
Seorang suami/istri bisa berangkat bukan karena mereka sepasang suami istri. Betapa banyak yang bisa berhaji/umrah hanya suaminya saja atau istrinya saja.

Sekalipun sepasang suami istri berangkat menunaikan haji maka tinggalkan identitas suami/istri dimana seorang suami berhak memerintah istrinya atau seorang istri berhak meminta perlindungan dari suaminya, padahal sebagai tamu Allah yang berhak memerintah atau memberi perlindungan adalah Allah SWT. Begitupun orangtua dan anak. Demikianlah ketika berihram itu seperti padang masyar kecil (dimana orang tua tidak memikirkan anaknya, demikian sebaliknya, suami tidak memikirkan istrinya dan sebaliknya)

Jadi jangan tunjukan identitas kita ketika berhaji/umrah, itulah sebabnya mengapa kain ihram berwarna putih. Karena disana hilang segala identitas kaya miskin, rakyat pejabat, alim bodoh, asia eropa, ONH biasa ONH plus dsb.

·         Jangan tunjukan bahwa kita orang yang punya kekuatan/ kekuasaan.
Itulah kenapa kita dilarang mencabut pohon, mengganggu binatang, menggunting kuku, marah, itu menunjukan bahwa kita orang yg kuat/berkuasa

·         Jangan terpengaruhi oleh kehidupan duniawi
Hal ini tercermin dari dilarangnya menggunakan wangi-wangian, berhubungan suami istri ketika telah memakai kain ihram
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. (QS Albaqoroh 197)
·         KETIKA DI AROFAH
Jangan terpengaruh oleh kehidupan dunia, spt ingat keluarga, tanah air, poto-poto dlsb yang melalaikan kita dalam mengingat Allah. Karena di arafah adalah tempat yang mustajab dan jangan sia-siakan kesempatan ketika diarofah untuk senantiasa zikir kepada Allah (berdoa, sholat, tilawah)
·         KETIKA DIMINA
Sama seperti di Arofah, ketika 3 hari di MINA setelah melontar jumrah, perbanyak ibadah (zikir, tilawah, berdoa, taubat dlsb) lupakan keduniawian.

Kesimpulan :

o   Haji/umrah sama seperti kematian Keduanya panggilan Allah,.
o   Berbuatlah selayaknya tamu yang baik.

Rabu, 10 Agustus 2016

12 GOLONGAN YANG DIDOAKAN MALAIKAT





Berikut golongan-golongan yang didoakan oleh malaikat:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
_"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci."_
(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu sholat.
_"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu sholat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."_
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim: 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam sholat berjamaah.
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."_
(HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra' bin 'Azib)

4. Orang yang menyambung shaf sholat berjamaah (tidak membiarkan kosong di dalam shaf).*
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf."_
(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

5. Para malaikat mengucapkan "aamiin" ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.*
_"Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh-dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian "aamiin", karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."_
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 782)

6. Orang yang duduk di tempat sholatnya setelah melakukan sholat.*
_"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat sholat di mana ia melakukan sholat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 8106)

7. Orang-orang yang melakukan sholat shubuh dan ashar secara berjama'ah.
_"Para malaikat berkumpul pada saat sholat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu sholat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga sholat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?", mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan sholat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan sholat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."_
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al-Musnad no. 9140)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
_"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata;  "aamiin" dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan."_
(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim: 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
_"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, "Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak", dan lainnya berkata, "Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)"._
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari: 1442 dan Shahih Muslim: 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
_"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa "sunnah"._
(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath-Thabrani, dari Abdullah bin Umar)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
_" Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh."_
(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al-Musnad: 754)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
_"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."_
(Al-Hadits dari Abu Umamah Al-Bahily).