Senin, 26 April 2021

DZIKIR



Makna dzikir adalah menyebut (lisan) dan mengingat (hati).

Jika hanya disebut tetapi tidak mengingat maka bukan bermakna berdzikir demikian sebaliknya, mengingat tapi tidak menyebut maka dzikirnya tidak sempurna

Disebut berdzikir jika memenuhi 3 syarat berikut ini :
  1. di ucapkan dengan ucapan (fil lisan)
  2. di ingat didalam hati (fi qolb)
  3. di agungkan dengan sikap mengagungkan Allah
 
 https://www.youtube.com/watch?v=EAY_QC62vF

Doa agar Terlindung dari Sifat Kufur dan Munafik


Islampos

MEMOHON perlindungan kepada Allah dari kekufuran dan kemunafikan merupakan bukti adanya perasaan takut terhadap penyebab hilangnya iman. Ini merupakan bukti bahwa seseorang sangat perhatian terhadap imannya.

Allah mencontohkan salah satu doa Nabi Ibrahim,

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ

Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari mennyembah berhala. (QS. Ibrahim: 35)

Ada seorang ulama bernama Ibrahim at-Taimi, ketika membaca ayat ini beliau berkomentar,

ومن يأمن البلاء بعد إبراهيم؟

“Siapa yang merasa aman dari bala’ setelah Ibrahim?” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Maksud beliau, Ibrahim sangat menghargai imannya dan beliau sangat ketakutan dengan sebab kekufuran, hingga memohon perlindungan kepada Allah dari kesyirikan. Siapakah kita dibandingkan beliau? Padahal kita tidak pernah memohon perlindungan seperti yang diucapkan Ibrahim.

Ada beberapa doa yang diajarkan dalam al-Quran dan sunah, yang isinya permohonan perlindungan dari kekafiran dan kemunafikan,

Pertama, Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis shalatu was sallam,

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ – رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ

Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari mennyembah berhala. Ya Allah, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang. (QS. Ibrahim: 35 – 36).

Kedua, memohon hidayah dan taufiq

Hakekat memohon hidayah, berarti memohon untuk diberikan jalan istiqamah di atas kebenaran dan dilindugi dari setiap kekufuran dan kemunafikan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca doa,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kekayaan. (HR. Ahmad 3950 & Muslim 7079).

Ketiga, doa dari kekufuran dan kemunafikan

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْكُفْرِ ، وَالْفُسُوقِ ، وَالشِّقَاقِ ، وَالنِّفَاقِ ، وَالسُّمْعَةِ ، وَالرِّيَاءِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sum’ah, dan riya’.”

Doa ini diriwayatkan oleh al-Hakim (1944) dan dishahihkan al-Albani.

Keempat, perlindungan dari syirik, yang disadari maupun yang tidak disadari

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku menyekutukan-Mu sementara aku menyadarinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu untuk yang tidak aku sadari.

Doa ini dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyebutkan tentang bahaya syirik,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَلشِّرْكُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ ، أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى شَيْءٍ إِذَا قُلْتَهُ ذَهَبَ عَنْكَ قَلِيلُهُ وَكَثِيرُهُ

Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh syirik itu lebih samar dibandingkan jejak kaki semut. Maukah kutunjukkan kepada kalian satu doa, jika kalian mengucapkannya, maka syirik akan menjauhimu yang seidkit maupun yang banyak.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa di atas. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 716 dan dishahihkan al-Albani).

Kelima, doa sahabat Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu,

Beliau rajin membaca doa berikut,

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran… ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur… laa ilaaha illaa anta…

Sahabat Abu Bakrah membaca ini diulang 3 kali setiap pagi dan sore. Ketika beliau ditanya alasannya, beliau mengatakan,

إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو بِهِنَّ ، فَأُحِبُّ أَنْ أَسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ

Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dengan doa ini, dan aku ingin meniru sunah beliau. (HR. Abu Daud 5092, Nasai 5482 dan dihasankan al-Albani).

Semoga doa-doa di atas bisa kita rutinkan.

Dan yang tidak kalah penting adalah selalu menghadirkan perasaan butuh terhadap hidayah dan bimbingan Allah, karena Allah melihat hati kita. Jangan sampai muncul perasaan, saya tidak butuh hidayah karena tidak mungkin tersesat. Perasaan semacam ini berbahaya, karena dia merasa sombong dengan kondisinya. Wallahu a’lam. []

SUMBER: KONSULTASI SYARIAH

Senin, 19 April 2021

DZIKIR ringan diucapkan, namun berat dalam timbangan

 Bacaan-Bacaan Dzikir Ringan dengan Pahala Melimpah

Eramuslim


Keutamaan dzikir banyak diungkapkan dalam kitab-kitab ulama. Salah satunya Riyadh as-Shalihin karya Imam an-Nawawi.

Dalam kitabnya tersebut, Imam Nawawi mengawalinya dengan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA. Rasulullah SAW bersabda:

كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ علَى اللِّسانِ، ثَقِيلَتانِ في المِيزانِ، حَبِيبَتانِ إلى الرَّحْمَنِ: سُبْحانَ اللَّهِ العَظِيمِ، سُبْحانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ

”Dua kalimat yang ringan diucapkan, namun berat dalam timbangan serta dicintai Allah yang Mahapenyayang adalah subhanallah wa bihamdihi, subhanallah al-Azhim.” (Muttafaqun ‘Alaihi disepakati oleh para ahli hadits).

Hadits serupa juga diriwayatkan Muslim dari Abu Malik Al-Asy’arie yang maknanya adalah kebersihan itu separuh dari iman dan Alhamdulillah itu memberatkan timbangan, sedangkan Subhanalllah walhamdulillah didengar mereka yang ada di langit dan bumi. Juga, dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

سُبحانَ اللهِ والحمدُ للهِ ولا إلهَ إلَّا اللهُ واللهُ أكبَرُ أحَبُّ إليَّ ممَّا طلَعَتْ عليه الشَّمسُ

”Subhanallah (tasbih), walhamdulillah (tahmid), wa laailaha illa Allah (tahlil), dan Allahu Akbar (takbir), lebih aku sukai dari apa yang matahari muncul atasnya.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda:

من قالَ: لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وحْدَهُ لا شَرِيكَ له، له المُلْكُ وله الحَمْدُ، وهو علَى كُلِّ شيءٍ قَدِيرٌ، في يَومٍ مِئَةَ مَرَّةٍ، كانَتْ له عَدْلَ عَشْرِ رِقابٍ، وكُتِبَتْ له مِئَةُ حَسَنَةٍ، ومُحِيَتْ عنْه مِئَةُ سَيِّئَةٍ،

“Siapa yang mengucapkan Laa ilaha Illa Allah wahdahu laa syarika lah, lahu al-Mulku, walahu al-Hamdu, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir setiap hari 100 kali, maka baginya akan ditulis 10 keadilan budak, dicatat 100 kebajikan dan dihapuskan 100 kemiskinan.”