Secara kamus
bahasa Indonesia :
Ujian merupakan
cara terbatas untuk mengukur kemampuan seseorang.
Apa yang disebut dalam bahasa kita sebagai
“ujian” atau “cobaan” disebutkan dalam ragam
redaksi dalam al-Qur’an misalnya, “ibtilâ”,
“fitnah”, “tamhish.” Allah Swt dalam al-Qur’an berfirman: Aku mencipta manusia supaya Aku menguji di
antara mereka siapa yang paling baik amalnya. “Yang menciptakan mati dan hidup
supaya Dia mengujimu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. Al-Mulk [67]:2)
Ujian dan cobaan Ilahi untuk manusia merupakan salah satu sunnahtullah.
Al-Qur’an menyatakan, “Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Qs. Al-Ankabut
[29]:2-3)
Terkadang al-Qur’an menyebutkan satu ujian umum yang
digelar untuk seluruh hamba Tuhan dengan ungkapan, “Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang
mereka tidak diuji lagi?” (Qs. Al-Ankabut [29]:2)
Siapakah yang akan mendapatkan ujian terberat …
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Para Nabi,
kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin
berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan
kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia
berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
KENAPA AKU DI UJI
1.
untuk menaikan derajat
perumpamaan ujian adalah seperti
anak kecil yang menempuh
pendidikan tingkat SD begitu akan naik kejenjang yg lebih tinggi maka ia harus
di uji dahulu..lulus atau tdk ,sikap kita yg menentukan.
orang yang telah lulus dari ujian
maka ia akan mendapat derajat tinggi dan kemulian/kehormatan di mata manusia
maupun penduduk langit.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
mengatakan,
“Cobaan yang semakin berat
akan senantiasa menimpa seorang mukmin yang sholih untuk meninggikan derajatnya
dan agar ia semakin mendapatkan ganjaran yang besar.”
2.
untuk menguatkan
perumpaan ujian adalah seperti
seseorang yang akan membangun gedung 100 lantai maka ia harus mempunyai pondasi
yang kuat... berapa banyak dan dalam
paku bumi yang harus ditanam agar bangunan dapat berdiri kokoh.
Demikianlah orang yang di uji, ia
akan menghadapi cobaan dan ujian yang bertubi-tubi agar ia memiliki keyakinan
dan keimanan yang semakin kokoh.
3.
untuk membentuk
perumpaan ujian seperti sebongkah
emas dan berlian yang terlihat indah sehingga mahal harganya walaupun didalam
lumpur sekalipun emas tetaplah emas dengan kemuliannya. karena emas dan berlian
didapat melalui diproses yg sulit terbentuk
dari proses magma ribuan tahun dari dalam tanah perut bumi kemudian digali, dicangkul, diayak, proses
kimia, dibakar, dipatri, digosok, baru terbentuk perhiasan yg indah.
Demianlah orang-orang
yang telah lulus dari ujian, ia akan menjadi manusia dengan akhlak yang mulia.
4.
karena Allah SWT
mencintaimu
Sesungguhnya Allah SWT
Maha Pencemburu karena cintaNya padamu IA tidak ingin engkau berpaling
dariNya. Ia tdk ingin engkau menduakanNya dengan dunia dan segala isinya.
Ia ingin engkau
senantiasa mendekat, mengingat, menyebut, memohon dan berharap kepadaNya
Demikian halnya orang
yang saling mencintai, mereka senantiasa saling merindu. Sungguh Allah SWT
rindu dan bangga dengan hambanya yang senantiasa berdoa dan menyebut namaNYA.
Demikianlah orang yang di uji, mereka
adalah orang-orang pilihan maka pantaslah orang yang paling berat ujiannya
adalah para Nabi dan Rasul.
“Sesungguhnya balasan terbesar
dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan
memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan
barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut, pen), maka baginya murka
Allah