Kamis, 26 November 2015

AYAH







Seringkali banyak cerita tentang kasih ibu kepada anaknya, tapi tahukah kamu  kelebihan seorang Ayah yang sering di rahasiakan kepada anaknya,
Berikut ini sebuah kisah tentang perjuangan seorang ayah :

Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil,
ibukulah yang lebih sering menggendongku.Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian,
walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu. Aku berpikir ayahku galak.
Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir dan mengerutkan dahinya menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja,
aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh!
 ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku?
Karena bagi ayah, aku adalah hartanya yang sangat berharga dan patut dijaga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ”dimana, dan sedang apa aku diluar sana.”

Setelah aku dewasa,
walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: “Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama”
dan disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ”anakku sekarang sukses.”
Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya.

Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.
Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia.

Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia.
Dan beliau pun berdoa, “Ya Allah, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

Kini dihari tuanya,
Ingin rasanya aku berbakti kepadanya, memintanya untuk tinggal dirumahku. Tapi katanya “Aku cukup bahagia di rumah ini, wahai anakku gapailah kebahagianmu bersama keluargamu”

Pesan ibu kepadaku

Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu dan namanya melekat dinamamu …

Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu, tapi dari keringatnyalah setiap tetesan air susu yang kau minum…

Nak..
Ayah memang tak menjagamu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada namamu disebutnya …

Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar,
karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu…
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa… Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..

Anakku…
didirinya juga terdapat surga bagimu… Maka hormati dan sayangi ayahmu.
Jauh didalam hatinya dia hanya ingin mampu membanggakanmu di mata Rasulullah, menjadi penolong di Padang Mahsyar serta menjadi hijab dari api neraka..

Dalam Hadist disampaikan, bahwa Rasullullah SAW bersabda:
"Jagalah selalu kecintaan dari ayahmu dan janganlah engkau memutuskannya, karena yang demikian lalu Allah SWT akan memadamkan cahaya dari padamu" (HR. Bukhari)

Terima Kasih Ayah

Tidak ada komentar: