I’TIKAF
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari, Abu Daud dan Ibnu Majah
bahwa Rasul Saw. beri’tikaf 10 hari terakhir Ramadhan. Pada tahun terakhir
berjumpa Ramadhan, Beliau i’tikaf selama 20 hari. Kebiasaan I’tikaf ini
diteruskan oleh para Sahabat dan istri-istrinya setelah peninggalan Beliau.
Ibadah i’tikaf bertujuan mulia yaitu
untuk menggapai malam lailatul qadar yang punya keutamaan ibadah yang dilakukan
lebih baik daripada 1000 bulan. Di antara tujuan i’tikaf adalah untuk menggapai
malam tersebut. Dan yang paling utama bila i’tikaf dilakukan di sepuluh hari
terakhir dari bulan Ramadhan. Mudah-mudahan kita diberikan jalan untuk
melakukan ibadah i’tikaf tersebut demi mencontoh sunnah Nabi kita –shallallahu
‘alaihi wa sallam-.
I'tikaf artinya berhenti (diam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah.
Apa yang dilakukan ketika itikaf
- Muhasabah (menghisab diri sendiri/menghitung-hitung/introspeksi/merenung)
a.
Yaitu berintrospeksi hablumminallah dan habluminannas
b.
Bagaimana hubungan kita selama ini kepada Allah SWT
c.
Bagaimana hubungan kita kepada kedua orang tua
kita
d.
Bagaimana hubungan kita selama ini kepada Istri
dan anak-anak
e.
Bagaimana hubungan kita selama ini kerabat,
sahabat dan tetangga
f.
Menghisab diri akan apa-apa yang telah dan akan
dilakukan
g.
Mempersiap diri (membawa bekal) bahwa kita akan
menemui kematian
h.
Menghisab diri sendir sebelum dihisab di yaumil
hisba nanti
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hasyr [59]: 18).
Umar bin Khathab
pernah berkata, “Hisablah diri kalian sebelum
kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang karena lebih
mudah bagi kalian menghisab diri kalian hari ini daripada besok (hari kiamat).
Dan bersiaplah untuk menghadapi pertemuan terbesar. Ketika itu, kalian
diperlihatkan dan tidak ada sesuatu pun pada kalian yang tersembunyi.”
(Az Zuhd, Ahmad bin Hambal, h. 177)
- Memperbanyak membaca Alqur’an
- Memperbanyak Zikir
- Sholat hajat dan sholat sunah lainnya
- Iktikaf sunnat adalah iktikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri dan mengharapkan ridha Allah SWT seperti; iktikaf 10 hari terakhir pada bulan Ramadan
- Iktikaf wajib adalah iktikaf yang dikarenakan bernazar (janji), seperti: "Kalau Allah SWT menyembuhkan penyakitku ini, maka aku akan beriktikaf.
Waktu iktikaf
Iktikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinazarkan, sedangkan iktikaf sunat tidak ada batasan waktu tertentu, kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya boleh lama atau singkat.Ya'la bin Umayyah berkata: "Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya untuk beriktikaf."
Rukun-rukun
iktikaf
1.
Niat itikaf “Nawaitu
antakifa hazal masjidi sunnah lillahi ta’ala”
2.
Berdiam di masjid (QS. Al
Baqarah : 187)
Tata cara sholat hajat
Shalat dilakukan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 raka’at
dengan salam setiap 2 rakaat.S edangkan untuk Ayat – ayat atau bacaan ayat yg
akan dikerjakan atau dibacakan didlm Shalat Sunah Hajat sendiri terserah anda,
bisa dengan bacaan Surat Al Falaq, Surat An Nas dan Surat Al Ikhlas
tetapi di awali dg bacaan niat dan surat Al fatihah seperti mengerjakan
shalat pada umumnya.
BERIKUT INI SHOLAT HAJAT 4 RAKAAT DENGAN 2 SALAM
- Rakaat pertama : membaca QS Al Ikhlas 10x
- Rakaat pertama : membaca QS Al Ikhlas 20x
- Rakaat pertama : membaca QS Al Ikhlas 30x
- Rakaat pertama : membaca QS Al Ikhlas 40x
Setelah
selesai Shalat Hajat, dianjurkan
- 1. membaca istighfar 100x, seperti kalimat istigfar yang biasa atau sebagai berikut:
Astagfirullaha
rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.
Artinya:
“Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat
kepada-Mu”
- 2. Selesai membaca istighfar lalu membaca shalawat nabi 100x, yakni:
Allahuma
shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin shalaatarridhaa wardha ‘an ashaabihir ridhar
ridhaa.
Artinya:
“Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad,
kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.”
- 3. Membaca doa sbb :
"Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta,
kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu
bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi
dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfirudz dzunuuba illa anta"
”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau,Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau”
Laa
ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu
lillaahi robbil ‘aalamiin. As `aluka muujibaari rohmatika wa ‘azaaima
maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin Laa
tada’ lii dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan
hiya laka ridhon illa qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.
Artinya:
“Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci
Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru
sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan
sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap
dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni
dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan
tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan.
Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.”
Setelah
itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita inginkan, insya Allah, Allah
mengabulkannya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar