DAHSYATNYA TITIAN SHIRAT (Jembatan diatas neraka)
Jembatan
shirâthal mustaqim merupakan jembatan di atas neraka jahannam yang
menghubungkan dengan pintu surga, namun sebelum menuju pintu surga. Semua
manusia harus bisa melalui jembatan yang digambarkan sebagai jembatan yang
sangat tipis.
Bahwa
seluruh manusia pasti akan melewati jembatan shirâth sebagai bentuk
pertanggungan jawab akan segala amalnya di dunia.
“Dan
tidak ada seseorang pun diantara kamu, melainkan akan mendatanginya. Hal itu
bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditentukan bagi semua orang,
tidak terkecuali. (Orang baik di kala di dunia ataupun dia orang jahat, dia
pasti mendatangi neraka.) Kemudian itu akan kami selamatkan orang-orang yang
bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan
berlutut.” (QS Maryam 71-72)
Tentang
kengerian melewati shirâth Imam al-Qurthubi rahimahullah mengambarkan dalam
kitabnya at-Tadzkirah. Beliau berkata, “Sekarang cobalah renungkan tentang
kelak yang akan Anda alami. Rasa takut yang memenuhi hatimu ketika awal pertama
Anda menyaksikan shirâth yang begitu tipis untuk dilalui manusia. Engkau
memandang dengan matamu kedalaman api neraka Jahanam yang berada di bawahnya.
Engkau juga mendengar gemuruh dan gejolaknya. Sementara engkau harus melewati
shirath itu sekalipun tubuhmu dalam kondisi lemah, hatimu gundah, kakimu
bergetar karena takut tergelincir. Saat yang sama punggungmu terasa berat karena
memikul dosa. Hal yang tidak mungkin kamu bisa melakukannya seandainya
engkau berjalan di punggung bumi, apa lagi untuk di atas shirâth yang begitu
lembut dan tajam. Bagaimana kiranya saat kamu meletakkan salah satu kakimu di atasnya,
lalu engkau merasakan ketajamannya! Sehingga mengharuskanmu segera mengangkat
tumitmu yang lain! Engkau menyaksikan banyaknya orang-orang yang berada di
hadapanmu tergelincir kemudian berjatuhan! Mereka lalu ditarik oleh para
malaikat penjaga neraka dengan besi pengait. Engkau melihat bagaimana mereka
dalam keadaan terjungkal ke dalam neraka dengan posisi kepala di bawah dan kaki
di atas. Wahai betapa mengerikannya pemandangan tersebut. Perjalanan yang
begitu sulit, di jalan yang begitu sempit.”
Rasulullah
dan umatnya yang pertama masuk surga.
Siapakah yang pertama menghuni/memasuki surga ?
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Aku mendatangi pintu
surga pada hari kiamat. Lalu aku minta dibukakan. Maka penjaga pintu Surga berkata,
‘Siapakah engkau?’ Lalu aku jawab,’Aku Muhammad’. Lantas malaikat tersebut
berkata,’Aku diperintahkan dengan sebab engkau. Aku tidak membukanya untuk
seorangpun sebelum engkau’.” (HR Muslim).
Ibnul
Qayyim rahimahullah berkata,”Umat ini (umat Islam) adalah umat yang lebih
dahulu keluar dari tanah, lebih dahulu masuk dalam naungan al Arsy, dan lebih
dahulu dalam perhitungan dan hisab. Mereka juga lebih dahulu melewati jembatan
shirath, dan paling awal masuk surga. Surga dilarang untuk para nabi, hingga
Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukinya. Dan (surga)
dilarang untuk semua umat, sehingga umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
memasukinya.”
Bentuk Jembatan shirâth
-
Lebih tipis dari sehelai rambut
-
Setajam mata pedang
-
Licin menggelincirkan
-
Terdapat besi-besi runcing yang
siap mencabik-cabik
-
Gelap
Ibnu Mas’ud berkata ,” Jembatan shirath merupakan
jalan yang lurus sepanjang neraka. Bentuknya seperti pedang yang
panjang, dapat mematahkan , dan licin. Di atas jembatan shirath ini
terdapat besi-besi yang berasal dari neraka. Besi-besi ini mencakar dan
mencengkram siapa saja yang dikendaki. Diantara orang-orang yang
menyeberangi shirath, terdapat orang yang berlari secepat kilat hingga akhirnya
dia dapat selamat. Ada yang berlari seperti angin hingga dia selamat sampai di
seberang. Ada yang berlari secepat kuda. Ada pula yang berlari biasa dan
berjalan.” (diriwayatkan oleh Thabrani dan Bahihaqi dengan sanad yang
shahih)
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “
Kemudian jembatan shirath dibentangkan di atas neraka dan aku adalah
Rasul pertama yang menyeberanginya dan dilanjutkan dengan umatku. Pada saat itu
tidak seorangpun yang berbicara. Hanya para Rasul yang berbicara. Mereka
mengucapkan,” Ya Allah, selamatkan! Selamatkan!” Di dalam neraka terdapat
beberapa besi runcing (tempat menggantungkan daging) seperti duri
As-Sa’dan. Apakah kalian tahu apa y ang dimaksud dengan duri As- Sa’dan? Mereka
menjawab,” Ya kami tahu’ Rasulullah SAW bersabda, “Besi-besi runcing itu seperti
duri AS-Sa’dan. Namun hanya Allah yang tahu sebesar apa besi-besi runcing itu.
Besi-besi itu akan menyambar manusia karena amal perbuatannya yang pernah
dilakukan di dunia …”(HR Bukhari dan Muslim)
Cara melewati titian shirâth bagi orang mukmin dan munafik
Orang mukmin,
Orang mukmin ketika melawati
shirâth yang gelap mereka mendapati cahaya dari depan dan kanan mereka.
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang
mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada
hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang
besar". (QS al hadid 12)
Siapakah orang mukmin itu
?
adalah orang yang takwa kepada
Allah SWT dengan sebenar-sebenarnya takwa. Dalam arti senantiasa menjalankan
segala perintah-Nya, menjauhi semua larangan-Nya, dan berjihad dengan harta
jiwa mereka pada jalan Allah SWT.
-
orang Mukmin bergetar hatinya apabila disebut nama Allah SWT. (QS. 8/Al-Anfal: 2).
-
"Orang-orang yang beriman, pria dan wanita, sebagian mereka menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruj, dan mencegah dari
yang munkar, mendirikan sholat, membayar zakat, serta taat kepada Allah dan
Rosul-Nya." (QS. 9/At-Taubah: 71).
-
orang mukmin khusyu’ dalam sholat, dan senantiasa melakukan keta’atan. (QS. 23/Al- Mukminuun: 1-3).
-
apabila diperingatkan dengan ayat-ayat Allah, orang mukmin segera bersujud dan bertasbih serta tidak
sombong.( As-Sajdah: 15)
Darimana cahaya itu
didapat ?
“Berikanlah
kabar gembira kepada orang2 yang berjalan menuju mesjid pada malam gelap gulita,
bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat kelak.” (Sunan Abu Dawud 1/209 no.561)
“Ya Allah jadikanlah cahaya dalam hatiku, dalam
penglihatanku, dalam pendengaranku, di sebelah kananku, di sebelah kiriku, di
sebelah atasku, di sebelah bawahku, di depanku, di belakangku dan jadikanlah
aku bercahaya.” (HR. Bukhari 5841) –
doa kemasjid -
Orang Munafik
Orang Munafik ketika melewati shirâth yang gelap, mereka
tidak memiliki penerangan
Pada hari ketika orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman:
"Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari
cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang
dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka
dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah
luarnya dari situ ada siksa. (QS al Hadid 13)
Siapakah orang munafik
itu ?
-
Orang
yang malas sholat subuh dan isya berjamaah
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari
shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada
kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.”
(HR. Bukhari no. 657).
-
Orang
yang mengakhirkan sholat
“Ini adalah shalat orang munafik. Ia duduk hingga matahari berada
antara dua tanduk setan. Lalu ia mengerjakan shalat ‘Ashar empat raka’at. Ia
hanyalah mengingat Allah dalam waktu yang sedikit.” (HR. Muslim no. 622).
-
Orang
yang meninggalkan sholat berjamaah
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Aku telah melihat bahwa orang yang meninggalkan shalat jama’ah hanyalah
orang munafik, di mana ia adalah munafik tulen. Karena bahayanya meninggalkan
shalat jama’ah sedemikian adanya, ada seseorang sampai didatangkan dengan
berpegangan pada dua orang sampai ia bisa masuk dalam shaf.” (HR. Muslim no. 654).
-
Dekat
dengan masjid tapi tidak ke masjid
Ibrahim An Nakha’i rahimahullah mengatakan,
“Cukup disebut seseorang memiliki tanda munafik jika ia adalah tetangga
masjid namun tak pernah terlihat di masjid” (Fathul
Bari karya Ibnu Rajab 5: 458 dan Ma’alimus Sunan 1: 160. Lihat Minhatul
‘Allam, 3: 365).
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Mereka melewati shirath sesuai dengan tingkat amalan mereka. Di antara mereka ada yang diberi cahaya seperti gunung, ada yang diberi cahaya yang sebesar pohon, ada cahayanya setinggi orang berdiri, dan yang paling sedikit cahayanya sebatas menerangi jari kakinya, sesekali menyala sesekali padam.”
Adapun orang-orang munafik, mereka mendapatkan lampu akan tetapi kemudian mati. Ini sebagai balasan setimpal karena di dunia mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman. Padahal hakikatnya, mereka menipu diri mereka sendiri.
Cara manusia
melewati shirâth
Ada yang melintasi shirath secepat kilat,
ada yang secepat kedipan mata, ada yang seperti angin, ada yang
seperti menaiki kendaraan, ada yang berlari, ada yang berjalan,
ada yang merangkak, ada yang bergelantungan dan adapula yang
tergelincir ke neraka. Maka hendaklah seseorang melihat bagaimana ia berjalan
di atas syariat ketika di dunia, karena bagaimana ia meniti shirath tergantung
bagaimana ia meniti kebenaran saat di dunia. Selangkah dibalas dengan selangkah,
sebagai balasan yang setimpal. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,“Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan.” (QS an-Naml 90)
Agar
mudah meniti Shirath
Tingkat kemudahan dan kecepatan seseorang dalam meniti
shirath dipengaruhi oleh amal setiap manusia ketika didunia dimana jalan
menuju Allah hanya ada tiga macam, “baadiruu… saari’uu... dan saabiquu!”,
bersegeralah! bercepat-cepatlah! berlombalah! Dan yani ‘falyatanaafisuu!’,
salin berkejar-kejaran.
-
Apabila
adzan telah berkumandang maka bersegeralah
Diriwayatkan oleh
Al-Turmudzi dari hadits Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa
yang mendirikan shalat selama empat puluh hari karena Allah SWT dan dia
mendapatkan takbir yang pertama, maka akan ditulis baginya kebebasan, kebebasan
dari neraka dan kebebasan dari nifaq”
-
Berbuat baik :
fastabiqul khairaat “Berlomba-lombalah
dalam kebaikan” (QS. Al Baqarah: 148).
-
Taubat :“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Qs
Ali Imran: 133)
-
Orang yang amanah dan menjaga silaturahmi
Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda: “Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan) keduanya berdiri
di samping kair-kanan shiraath tersebut. Orang yang pertama lewat seperti
kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau.
Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
“Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata?
-
Melakukan qobliyah
dan ba’diyah dzhuhur
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam sunannya dari Ummu Habibah bahwa
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang selalu mengerjakan empat rakaat
sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah akan mengharamkan dirinya
atas api neraka”
Siapakah yang
selamat dari jembatan shirâth
QS Maryam 72, Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa
dari melewati jembatan shirâth, kemudian orang mukmin (beriman)
sedangkan orang muslim yaitu orang-orang yang berbuat maksiat (ada
perintah puasa dia tidak berpuasa ada perintah sholat dia tidak sholat, punya
kemampuan berhaji tapi tidak berhaji dan maksiat lainnya) tidak akan selamat
melawati jembatah shirâth mereka akan mampir di neraka sampai Rasululloh
memberikan syafaatnya.
Dan Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah ada
di tangan-Nya, sesungguhnya dasarnya neraka itu dapat dicapai dengan perjalanan
tujuh puluh tahun lamanya”.
Masuk surga dengan mudah
Amalkan doa ini bada maghrib : “Allahumma hasibnii
hisaban yasiro”\
Dari Aisyah, ia berkata, saya telah mendengar Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam pada sebagian shalatnya membaca, “Allahumma haasibnii hisaaban yasiiroo (Ya
Allah hisablah aku dengan hisab yang mudah).”
Ketika beliau berpaling saya bekata, “Wahai Nabi
Allah, apa yang dimaksud dengan hisab yang mudah?” Beliau bersabda, “Seseorang
yang Allah melihat kitabnya lalu memaafkannya. Karena orang yang diperdebatkan
hisabnya pada hari itu, pasti celaka wahai Aisyah. Dan setiap musibah yang
menimpa orang beriman Allah akan menghapus (dosanya) karenanya, bahkan sampai
duri yang menusuknya.”
Sholat di awal waktu
Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy
mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman: ” ‘Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima
waktu, dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku
akan memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka
dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan”.
Tausiah dzuhur,
Ust.
Hasyim Adnan ,LC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar