Pada saat engkau mati, janganlah kau bersedih. Jangan
pedulikan jasadmu yang sudah mulai layu, karena muslimin akan menurus jasadmu.
Mereka akan melucuti pakaianmu, memandikan dan mengkafanimu
lalu membawamu ke tempatmu yang baru, kuburan.
Akan banyak orang yang akan mengantarkan jenazahmu bahkan
mereka akan meninggalkan segala aktifitas dan pekerjaannya untuk ikut
menguburmu.
Dan mungkin banyak yang sudah tidak lagi memikirkan
nasihatmu pada suatu hari nanti..
Barang-barangmu akan dikemas, kunci-kuncimu, kitab, koper,
sepatu dan pakaianmu. Jika keluargamu setuju barang-barang itu akan disedahkan
agar bermanfaat untukmu.
Yakinlah… dunia dan alam semesta tidak akan bersedih dengan
kepergianmu.. (siapa kamu?)
Ekonomi akan tetap berlangsung.. posisi pekerjaanmu akan di
isi orang lain..
Hartamu menjadi harta halal bagi ahli warismu. Sedangkan
kamu yang dihisab dan diperhitungkan untuk yang kecil dan besar dari hartamu..
Kesedihan atasmu ada 3 :
1.
Orang yang mengenalmu sekilas akan mengatakan, kasihan…
2.
Kawan-kawanmu akan bersedih beberapa jam atau beberapa hari.. lalu
mereka kembali seperti sediakala dan tertawa-tawa
3.
Di rumah ada kesedihan yang mendalam! Keluargamu akan bersedih seminggu
atau dua minggu, sebulan dua bulan dan mungkin setahun barangkali ????
Selanjutnya meletakanmu dalam album
kenangan…
Demikianlah “kisahmu telah berakhir di tengah-tengah
manusia” dan kisahmu yang sesungguhnya baru dimulai.. “negeri akhirat”
Telah musnah segala kemulian, harta, kesehatan dan anak yang
kamu miliki dan banggakan.
Telah engkau tinggalkan rumah, istana dan istri tercinta..
Kini hidup yang sesungguhnya telah dimulai….
Pertanyaannya adalah :
Apa persiapanmu untuk kuburmu dan negeri akhiratmu ???
hakikat ini memerlukan perenungan dan muhasabah.
Usahakan dengan sungguh-sungguh :
·
Mejalankan kewajiban-kewajiban,
·
hal-hal yang disunahkan,
·
sedekah rahasia
·
merahasiakan amal shalih
·
shalat malam
Semoga saja engkau selamat
Andai engkau mengingatkan manusia dengan tulisan ini In sha
Allah pengaruhnya akan engkau temua dalam timbangan kebaikanmu di negeri
akhirat.
“berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang mukmin
Dari Syekh Ali Thanthawi mesir, diterjemahkan oleh ust.
Ainul Haris.
Daftar istilah :
MUHASABAH : menghitung-hitung diri, secara
sedehana bisa dipahami sama dengan intropeksi, yaitu seseorang bertanya kepada
dirinya sendiri tentang perbuatan yang dia lakukan agar jiwa menjadi tenang,
dan memastikan secara gamblang apakah perbuatan yang dilakukan dalam
kehidupannya sesuai dengan perintah-perintah Allah Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar